Senin, 25 Juli 2011

KEBIJAKAN PERENCANAAN

Kebijakan Perencanaan Pertahanan Negara Tahun 2011detailnya ada disini

==================================================

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN PERENCANAAN PERTAHANAN NEGARA TAHUN 2011


Pengertian:
Kebijakan Perencanaan Pertahanan Negara adalah dokumen perencanaan pembangunan pertahanan negara untuk 1 tahun, berisi tentang proses yang berorientasi pada hasil yang dicapai dalam periode 1 tahun dengan mempertimbangkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul.

PERKEMBANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS
Sub Kawasan Asia Tenggara.
a) Dinamika domestik. Dinamika politik domestik negara-negara di kawasan secara umum stabil dan jarang mempengaruhi dinamika regional. Namun demikian, konflik domestik tetap mengemuka seperti halnya dalam kasus Thailand, Fipilina, Myanmar, dan lainnya. Dari sisi keamanan domestik, terorisme, separatisme dan konflik horizontal bersenjata, mendominasi persoalan keamanan di negara-negara kawasan, misalnya di Filipina, Thailand, dan Indonesia.

b) Konflik antarnegara. Konflik wilayah perbatasan antara Kamboja dan Thailand yang sempat berujung pada benturan antara angkatan bersenjata kedua negara, merupakan satusatunya kasus konflik antarnegara di kawasan Asia Tenggara sejak beberapa tahun terakhir. Meski demikian, potensi konflik antarnegara sesungguhnya masih cukup potensial, seperti kasus antara Indonesia-Malaysia. Menguatnya pendekatan diplomasi baik secara bilateral, maupun multilateral melalui ASEAN ataupun sejumlah kerangka kerjasama keamanan lainnya, mendorong terbentuknya atmosfir hubungan antarnegara yang lebih kondusif dan stabil.

c) Isu keamanan lintas negara. Berbagai aksi kejahatan lintas negara, seperti ilegal logging, illegal fishing, human trafficking, smuggling masih kerapkali terjadi di kawasan yang sifatnya melampaui batas negara, baik di darat maupun laut. Masalah pengungsi yang melintasi wilayah perairan di kawasan Asia Tenggara, juga tetap kerapkali mengemuka. Isu keamanan lain yang menonjol adalah terkait jaringan teroris yang beraktivitas di sejumlah negara. Sebagai kawasan yang rawan mengalami bencana alam, kerjasama penanganan bencana semakin menguat baik secara bilateral maupun multilateral dalam kerangka ASEAN.

d) Modernisasi persenjataan. Modernisasi persenjataan di kawasan Asia Tenggara, yang sempat terhenti akibat krisis ekonomi Tahun 1997, kembali menguat. Meski dampak krisis ekonomi global Tahun 2007 masih membatasi kinerja perekonomian negara-negara di kawasan, modernisasi persenjataan khususnya dalam pengembangan dan penguatan kekuatan laut dan udara, mulai meningkat kembali. Secara khusus, Malaysia dan Singapura merupakan dua negara yang telah memperkuat kekuatan militernya secara signifikan dalam dua tahun terakhir.


Dari perkembangan dan kecenderungan lingkungan strategis, maka prediksi ancaman yang kemungkinan muncul di bidang pertahanan keamanan adalah :

1) Permasalahan perbatasan dengan negara tetangga masih banyak yang belum terselesaikan, sehingga berpotensi memicu terjadinya konflik terbatas. Ancaman lainnya karena adanya pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh aktor negara dan non-negara di wilayah perbatasan darat dan laut. Selain permasalahan perbatasan, pengamanan dan pengelolaan pulau-pulau kecil terluar, tetap menjadi kerawanan yang harus diantisipasi.

2) Aktivitas kelompok separatis di Papua, Maluku, yang secara aktif terus memperjuangkan ide kemerdekaannya. Demikian pula dengan masih adanya potensi kegiatan yang mengarah separatisme di Provinsi NAD. Dalam kaitan dengan separatisme Aceh, agenda pemerintah daerah pasca Pemilu 2009, baik eksekutif maupun legislatif, akan menjadi titik krusial bagi perkembangan Provinsi NAD.

3) Aktivitas kelompok teroris yang menargetkan fasilitas-fasilitas publik dan instalasi-instalasi nasional, serta objek kepentingan negara-negara asing. Dampak krisis global yang berakibat pada kondisi sosial ekonomi masyarakat tidak menutup kemungkinan akan dimanfaatkan kelompok teroris untuk merekrut anggota baru. Krisis yang bersumber dari AS itu akan dijadikan kambing hitam untuk lebih menimbulkan sentimen kebencian anti-AS.

4) Konflik kepentingan antarkelompok berlatar belakang SARA dan tanah yang berpotensi memicu terjadinya bentrokan antarkelompok, termasuk potensi konflik komunal di Poso dan Ambon. Ini berarti ancaman teror dan peledakan bom kemungkinan masih akan terus terjadi.

5) Aktivitas kelompok radikal dengan tindakan anarkis dan kekerasan terhadap kelompok lain tampaknya akan terus menjadi ancaman bagi stabilitas keamanan. Pembiaran gerakan radikalisme ini berpotensi memicu perhatian dan tekanan komunitas internasional.

6) Aktivitas kejahatan transnasional illegal fishing, illegal logging,illegal mining, human traficking, peredaran narkotika dan tindak kriminal terorganisir lainnya, seperti penyelundupan, perompakan dan pencucian uang (money laundrying).

7) Bencana alam berupa gempa bumi, gelombang tsunami, letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor, kekeringan, dan kebakaran hutan. Potensi ancaman semakin meningkat dengan adanya dampak perubahan iklim dan pemanasan global.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar